Selasa, 31 Maret 2009

PERSIAPAN LOMBA

Untuk maju ke lomba, perlu dilihat sejumlah aspek yang saya rangkum dalam 5W dan 1 H (mirip konsep bikin berita hehehe), yakni who, why, what, when, where (5W) dan how (1H). Keenam unsur itu akan saling terkait dalam hal kita mempersiapkan burung untuk lomba.
Aspek WHO, adalah melihat “siapa” burung kita dan “siapa” saja burung lawan. Dalam hal ini, kita harus benar2 tahu, siapakah sesungguhnya burung kita itu. Pertanyaannya, benarkah burung kita sudah siap tarung; bagaimana pengalaman tarungnya selama ini jika bertemu burung2 lain.
Burung siap tarung adalah burung dalam kondisi fit dengan bulu cukup tua (tidak habis mabung; tapi kira2 2 bulan setelah mabung), dan punya senjata andalan. Kalau burung Anda tidak fit, lebih baik tidak diikutkan lomba karena hanya akan buang2 uang, tenaga dan waktu. Juga, untuk burung yang tidak punya senjata andalan dalam hal irama/lagu, volume/suara dan gaya, sebaiknya tidak perlu diikutkan dalam lomba. Namun hal utama adalah irama/lagu.
Kondisi burung fit pun, harus benar2 disiapkan jauh hari sebelumnya. Terutama sekali, tidak dipertemukan dengan burung lain (mendengar kicau tantangan dari burung lain), minimal 7 hari sebelumnya, agar dia punya cadangan stamina dan power yang banyak di arena lomba nantinya. Selama 7 hari itupun perlu penanganan khusus, misalnya dalam hal penjemuran. Penjemuran tidak perlu lama2, tetapi yg penting dia diletakkan di ruang yang relatif panas (misalnya digantung 0,5 m di bawah atap seng, selama pukul 9-11). Hal itu diperlukan untuk memperkuat/memperpanjang nafas. Banyak orang menjemur dari pagi sampai sore burung yg disiapkan untuk lomba, tetapi hal ini bisa merusak bulu (kusam/pecah2 dll).
Penjemuran/pemanasan seperti itu dihentikan 2 hari sebelum lomba dan burung tetap dirawat seperti biasanya, hanya saja sehabis mandi, dijemur pagi hari, lantas diangin2kan dan langsung dikerodong. Tujuannya agar burung tidak terlalu cerewet yang menyebabkan dia terlalu banyak buang tenaga.
Banyak di antara kita yang sering memberi makanan tambahan bagi burung yang akan kita lombakan. Baik dari sisi jenis makanan, maupun jumlahnya. Kalau biasanya dikroto 1 sendok, maka memasuki masa lomba diberi 2 sendok dsb, atau biasanya tidak diberi kelabang maka 1-2 hari sebelum lomba diberi kelabang. Tetapi menurut saya, cara ini sebaiknya tidak dilakukan karena dengan perubahan makanan, baik jumlah maupun jenis, sering membuat burung berubah dalam penampilan.
Adanya penambahan/perubahan menu, biasanya menjadikan burung sangat2 agresif dan dia hanya terlalu banyak gerak di arena lomba tetapi pelit untuk mengeluarkan suara.
Aspek WHO berikutnya adalah tentang lawan2 kita. Siapakah lawan2 burung kita. Kalau Anda melihat calon2 lawan burung kita adalah burung yang sudah punya nama (karena memang bagus), maka Anda harus bertanya tentang aspek “WHY” dalam lomba. Ya, tanyakanlah pada diri Anda, “Mengapa saya ikut lomba?”
Kalau tujuan Anda lomba adalah untuk merebut juara, maka urungkan niat Anda jika Anda tidak yakin burung Anda punya andalan yang bisa mengungguli lawan. Tapi kalau niat Anda ingin mengetes kemampuan burung Anda, teruskan saja niat Anda... nothing to lose.
Untuk menggali lebih jauh tentang hal “who”, baik untuk burung kita sendiri atau lawan2 kita, kita akan melihat aspek WHAT. Yakni event lomba apakah yang kita ikuti ini. Kalau eventnya adalah lomba tingkat nasional, maka kita harus yakin benar bahwa burung kita pernah berprestasi di tingkat lokal ataupun regional, atau bisa juga, kita baru saja menemukan burung dengan bakat besar dan kualitas bagus meski belum pernah ikut lomba. Jika memang demikian, jalan terus saja.
Terkait dengan masalah WHAT ini kita akan melihat pula apakah ini event yang harus kita hadapi secara “biasa” atau secara “luar biasa”. “Biasa” dan “luar biasa” terkait dengan pengetahuan kita atas penyelenggara lomba dan personel juri. Penyelenggara lomba yang punya kredibilitas tinggi, tidak akan sembarangan menunjuk juri. Juri2 di lomba besar dengan insentif besar, biasanya malah tidak silau oleh gebyar sangkar atau penampilan para pemilik burung. Dalam menilai, dia benar2 berdasar pada kinerja burung dan bukan pada kondisi sangkar. Tapi ini bukan berarti bahwa juri dalam lomba yang biasa2 saja adalah juri yang tidak bisa dipercaya. Tidak, sama sekali tidak. Hanya saja, dengan pengetahuan kita tentang “event apakah ini”, maka membuat kita siap mental bila terjadi “apa2” dalam hal penjurian.
Setelah who, why dan what, kita masuk ke masalah WHERE, yakni di manakah digelar lomba. Unsur “di mana” ini harus kita ketahui benar, misalnya dari sisi jarak tempuh dan kondisi riil arena lomba. Kalau jarak tempuh lebih dari 2 jam perjalanan darat (ini di daerah; kalau di Jakarta, lain kali ya), sebaiknya Anda datang sehari sebelumnya di kota tempat lomba. Hal ini untuk memberi istirahat yang cukup bagi burung sebelum tampil di arena.
Terkait aspek WHERE ini adalah kondisi lapangan yang Anda juga harus tahu sebelumnya. Pastikan Anda tahu apakah arena tersebut terbuka dari sinar matahari atau tertutup rimbunnya pepohonan atau ditutup dengan tenda. Pastikan burung Anda tidak akan terpengaruh dengan kondisi lapangan seperti itu. Atau kalau burung Anda tidak terbiasa dengan arena yang direncanakan untuk lomba, maka dengan mengetahui kondisi lapangan jauh hari sebelumnya, Anda bisa mengkondisikan burung Anda.
Aspek berikut adalah WHEN. Masalah “kapan” lomba digelar, Anda juga harus paham, terutama berkaitan dengan musim/cuaca. Jika cuaca berangin, maka pastikan bahwa sangkar burung Anda cukup berat sehingga tidak akan terayun-ayun di gantangan. Jika sangkar Anda terbuat dari bahan yang ringan, maka tidak ada salahnya pada dasar sangkar (dibawah jeruji dasar) Anda menambahkan batu/besi sehingga sangkar tidak akan terayun-ayun oleh angin. Jika cuaca berangin, pastikan pula plastik yang biasanya kita pasang pada dasar sangkar sebagai pencegah sangkar kena kotoran burung, dilepas. Jika tidak dilepas, seringkali plastik ini tersingkap yang menyebabkan burung kita ketakutan dan tidak kerja di arena lomba. Juga jika cuaca berangin, buatlah sangkar Anda sedemikian rupa sehingga tidak mungkin ada daun/kotoran dari pohon, menerobos masuk ke sangkar. Daun/kotoran yang masuk ke sangkar, biasanya menyebabkan burung macet bunyi dan malah memain2kan daun/kotoran itu.
Setelah persoalan2 5W saya kemukakan, maka perlu kiranya saya sampaikan sejumlah “HOW” mulai dari pakan sampai sikap kita dalam lomba:
1. Jangan pernah tinggalkan makanan, kecuali air minum, ketika burung mulai digantangkan di arena.
2. Jangan pernah teriak2 dalam lomba karena teriak2 tidak berpengaruh apa2 kecuali malah memberi “perlindungan” bagi juri yang akan berbuat tidak jujur dalam lomba. Adanya suara gaduh, membuat suara burung tidak terdengar jelas dari luar arena. Hal ini bisa membuat juri memberikan penilaian apa saja, dengan berpikir, “Toh kalian semua (pemilik burung) tidak mendengar apapun di arena lomba kecuali jerit teriakan.”
3. Jangan pernah tinggalkan burung di kawasan lomba tanpa pengawasan.
4. Jangan gantung/letakkan sangkar di sembarang tempat. Waspadai keberadaan serangga/semut pengganggu burung.

Demikian kawan sejumlah hal yang bisa saya sampaikan untuk Anda semua. Barangkali masih banyak hal yang belum saya sampaikan di sini mengingat keterbatasan ingatan saya. Perlu kiranya saya tegaskan lagi bahwa PADA KENYATAANNYA BANYAK BURUNG BISA JADI JAWARA TANPA PERSIAPAN MACAM2.
Mohon dikoreksi kalau ada kesalahan, mohon ditambah jika ada kekurangan.

Salam.

MENGUAK RAHASIA TERBESAR PADA ANIS MERAH

Burung Anis Merah atau Punglor Merah oleh sebagian orang dianggap menyimpan suatu misteri yang besar, karena sangat banyak kicaumania yang gagal dalam memelihara burung primadona ini. Tetapi oleh sebagian kicaumania lain, yang memang sudah tahu dan sudah mengerti karakter dari burung Anis Merah tersebut, memelihara dan merawat burung Anis merah sangatlah mudah serta membawa kesenangan tersendiri. Bahkan banyak juga dari kicaumania yang menjadikan burung Anis Merah tersebut sebagai mesin penambang emas bagi mereka. Anda tidak percaya? Itulah fenomenanya..!
Ada beberapa rahasia besar yang selalu di simpan dalam-dalam oleh AMMania selama ini yang akan kita ulas disini. Salah satunya adalah perawatan harian; untuk perawatan harian burung Anis Merah memang sedikit perbedaan dengan perawatan burung berkicau jenis yang lain.

Perawatan burung Anis Merah memiliki beberapa syarat spesifik antara lain:
• Extra Fooding yang ketat, agar asam amino pembentuk protein pemacu birahi burung selalu terkontrol.
• Mandi dan Jemur harus teratur, untuk meredam dan menyetabilkan birahi pada burung Anis Merah yang sangat mudah naik.
• Perlakuan yang selalu baik, karena burung jenis ini sangat sensitif terhadap segala macam perubahan, baik suasana kandang maupun lingkungannya.
• Lingkungan yang berhawa sejuk dan bersuhu 25’C – 31’C
Salah satu kunci sukses keberhasilan dalam memelihara burung Anis Merah agar tampil optimal dan sesuai dengan yang kita harapkan adalah therapy MANDI, disinilah kita akan menguak rahasia terbesarnya. Kenapa Mandi? Karena kendala terbesar didalam diri burung Anis Merah itu sendiri yaitu pengendalian birahi.
Apabila terlalu birahi atau birahi mulai naik, burung tersebut jarang bunyi bahkan tidak kerja sama sekali. Hanya luncat naik turun tangkringan, istilah ini banyak kicaumania menyebutnya dengan istilah ”nakal”. Dan apabila kurang birahi, malah burung tersebut akan kelihatan lesu dan kondisinya fisiknya seperti ”drop”.
Intinya, ”stelan” komposisi Extra Fooding (EF) untuk burung Anis Merah harus dibuat betul-betul pas. Untuk mengontrol, menurunkan dan menyetabilkan birahi pada burung Anis Merah adalah dengan Mandi yang teratur.
Kesimpulannya: Salah satu kunci keberhasilan merawat burung Anis Merah disamping stelan komposisi Extra Fooding (EF), adalah dengan therapy MANDI.

Komposisi Pemberian Extra Fooding yang benar:

• Berikan jangrik ukuran sedang: 1-3 ekor pagi dan 1-2 ekor pada sore hari.
• Kroto bersih segar: satu sendok teh, diberikan seminggu 2x.
• Cacing ukuran sedang: 2-4 ekor, diberikan seminggu 2x
• Buah segar: pisang atau apel, diberikan seminggu 3x
PENTING, HARAP DIPERHATIKAN
JANGAN GUNAKAN ULAT HONGKONG (UH) SECARA BERLEBIHAN UNTUK EXTRA FOODING. DAN JANGAN GUNAKAN OBAT DOPPING/STIMULAN ATAU OBAT PEMACU BENTUK APAPUN PADA MAKANAN DAN MINUMAN UNTUK BURUNG ANIS MERAH, SELAIN PROBIOTIK.

Jumat, 13 Maret 2009

MEMILIH TROTOLAN ANIS MERAH

Tip's memilih trotolan/bakalan anis merah

Secara umum, para nara sumber menyebutkan beberapa hal yang sama untuk mendapatkan trotolan anis merah yang bagus dan berjenis kelamin cowok, antara lain:

ciri-ciri fisik

*kepala - terlihat kotak, bagian atas agak gepeng/pepeg (bhs sunda, mungkin ya) dan panjul di bagian belakang.

*leher -panjang *paruh - besar, panjang, tebal (proposional) dan lurus - lubang hidung besar *mata - besar, dan menonjol keluar, seperti melotot, bersih dan bening

*badan - ramping panjang (proposional) tidak terlalu besar - berdiri tegap - bulu warna cerah dan mengkilap (bagian sayap warna hitam kebiru-biruan)

*suara - cari yang keras (maksudnya suara criiit..criiit) dan cerewet.

*perilaku - lincah dan sering loncat kesana kemari

*kaki - hitam nah, saya rasa sebagian besar rekan-rekan sudah tahu tentang ciri-ciri di atas, karena sudah sering dijumpai diberbagai.

Selain ciri-ciri di atas, saya juga mendapatkan beberapa criteria lagi dari sumber-sumber terpercaya dan pengalaman saya dalam mendapatkan trotolan anis merah yang bagus dan co, yaitu:

*bulu bagian dada trotolan anis merah co ada belahannya. (cewek tidak ada tetapi mengembung)

*am jantan warna merah/bata nya agak tua (gelap),anis merah betina warna merah/bata nya lebih terang

*ngeleper disertai dengan ngeriwik kecil (yang ce ngeleper tetapi bunyi siiir…siiir…siiir), biasanyaanis merah cepat ngeplong.

*ujung paruh lancip (ce tumpul)

*trotolananis merah co, sering menyembunyikan satu kakinya saat santai. (ce akan mendekam seperti posisi mengeram saat santai)

*kuku kaki trotolananis merah co pendek (ce agak panjang) hal lain yang tidak kalah penting. Pengetahuan diatas bisa saja tidak berguna sama sekali apabila kita mengabaikan beberapa hal penting, yang sumbernya dari diri kita sendiri yaitu:

Yakin Tidak ragu-ragu dalam memilih trotolananis merah . Terkadang kita masih ragu-ragu, apakah trotolan anis merah yang kita pilih bagus atau tidak. Teliti dan sabar Teliti dalam memilih bandingkan antara satu trotolan dengan trotolan yang lain, lihat mana yang mendekati kriteria. Jangan terburu-buru, harus sabar melihat ciri-ciri yang kita inginkan pada trotolan.

Beda anis merah trotolan jantan dan betina

Trotolan AM betina biasanya warna sayapnya agak kusam, dan ada warna-warna kuning di bagian sayapnya. Warna-warna kuning ini terdapat pada bulu sayap dari yang paling kecil sampai yang paling besar, biasanya jumlah warna kuning pada sayapnya sebanyak 5-6 helai. Untuk membedakan trotolan AM jantan/betina dengan melihat warna di sayapnya, cara ini hanya bisa kita bedakan di saat trotolan tersebut masih ada bulu-bulu trotolnya kira-kira umur di bawah 3 bulan. Jika sudah ganti bulu dewasa atau dah full merah, kita jadi sulit untuk mebedakannya.
Untuk yang betina: Warna kuning pada bagian sayapnya akan hilang secara perlahan-lahan dan warna sayapnya jadi hitam polos. Untuk yang jantan warna sayapnya akan semakin mengkilap dan terkadang jika sudah birahi, anis merah trotolan tersebut akan mulai ngeplong.